Trigger point atau simpul pada otot dapat menjadi penyebab dari rasa nyeri dan mengakibatkan ketidaknyamanan pada bagian tubuh tertentu. Trigger point ini terasa seperti kacang kecil yang tertanam di otot dan mengakibatkan ikatan ketat pada otot. Apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan nyeri kronis dan menyebarkan rasa sakit ke titik lain pada area tubuh di jaringan otot yang berkontraksi pada serabut otot yang terhubung.

Masalah kesehatan dan kebugaran dapat menjadi penyebab munculnya trigger point. Beberapa kondisi yang memperberat seperti stres dan ketegangan, tingkat aktivitas rendah, dan sirkulasi darah yang buruk dapat dikurangi dengan berlatih yoga. Yoga memiliki efek yang positif pada ketegangan otot, relaksasi otot, sirkulasi darah, dan membantu menghilangkan stres. Sesi yoga yang teratur sering dipakai sebagai pelengkap untuk pengobatan langsung masalah trigger point yaitu pijat jaringan pada otot untuk melepaskan simpul otot.

Gerakan yoga yang berkonsentrasi pada peregangan jaringan ikat dapat memainkan peran  dalam melepaskan trigger point/simpul-simpul otot karena dapat meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas dalam jaringan penghubung. Berikut beberapa gerakan yoga yang dapat digunakan untuk melatih otot dan melancarkan sirkulasi darah sehingga mengurangi ketegangan pada otot :

  1. Adho Mukha Svanasana (downward-facing dog). Gerakan ini bagus untuk memanjangkan tulang belakang, leher dan memperkuat inti paha belakang dan punggung bawah.
  2. Urdhva Mukha Svanasana (upward-facing dog). Gerakan ini baik untuk meredakan trigger point di punggung dan merupakan gerakan untuk peregangan bagi punggung dan untuk membuka dada.
  3. Bitilasana (cat-cow pose).  Gerakan untuk peregangan yang lembut namun efektif untuk menghangatkan tubuh dan meregangkan punggung, badan, dan leher sembari memperkuat organ perut Anda.
  4. Balasana (child pose). Gerakan ini baik untuk relaksasi pada bahu dan dada, mengurangi ketegangan yang menyebabkan simpul otot.

Masih banyak gerakan yoga yang baik untuk meredakan nyeri pada area trigger point. Namun setiap gerakan sebaiknya dilakukan dibawah pengawasan pelatih profesional agar tidak menyebabkan kesalahan pada gerakan dan memperburuk kondisi. Berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai program yoga, terutama jika kondisi fisik tidak memungkinkan yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam melakukan suatu gerakan yoga.