Dalam latihan Ashtanga Yoga fokus awalnya adalah postur fisik (asana) karena lebih mudah mengakses dan mengendalikan tubuh daripada pikiran. Ketika latihan semakin dalam, tubuh menjadi lebih terhubung dengan napas (pranayama) dan akhirnya bekerja untuk membatasi gangguan dengan memfokuskan indra dan kesadaran (pratyahara dan dharana). Efek gabungan dari tubuh, nafas dan pengendalian pikiran adalah peningkatan kemampuan untuk berkonsentrasi yang perlahan membawa kita ke meditasi (dhyana).

Keseluruhan proses tersebut di atas mengarahkan setiap praktisi Ashtanga Yoga kepada Yama dan Niyama. Dalam “eight limbs of yoga” atau delapan tahapan yoga, Yama dan Niyama merupakan dua cabang utama yang digunakan sebagai prinsip pedoman etis dalam praktik sosial dan disiplin diri. Lalu bagaimanakah cara menerapkan Yama dan Niyama dalam latihan Ashtanga Yoga?

Yama merupakan prinsip moral dan etika yang di dalamnya terdapat lima unsur yaitu Ahimsa, Satya, Asteya, Brahmacharya dan Aparigraha. Berikut adalah cara menerapkan nilai-nilai tersebut dalam berlatih yoga :

  • Ahimsa adalah tindakan tanpa kekerasan atau tidak menyakiti dalam bentuk apapun kepada semua makluk hidup. Saat berlatih hendaknya jangan terlalu menekan atau membahayakan tubuh kita dengan memaksa terlalu banyak. Lakukan gerakan semampunya sesuai dengan kekuatan pribadi.
  • Satya merupakan kebenaran / kejujuran dalam fikiran. Marilah jujur ​​dengan diri sendiri dengan menerima keterbatasan dan berlatih sesuai dengan batasan tubuh. Dengarkan suara tubuh dengan lebih seksama, segera hentikan gerakan jika terdapat bagian tubuh yang kurang nyaman atau sakit saat berlatih.
  • Asteya artinya tidak mencuri. Dalam berlatih Ashtanga Yoga tidak perlu merasa kekurangan sesuatu, hal ini akan membebaskan diri dari keposesifan dan iri hati. Tanamkan pada pikiran bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan kelenturan tubuh yang berbeda.
  • Brahmacharya merupakan tindakan kesederhanaan dalam segala hal. Dengan mempelajari kesederhanaan diri maka tubuh akan lebih fokus dalam menyalurkan energi dan tetap fokus pada latihan dalam mencapai tujuan gerakan.
  • Aparigraha merupakan sikap murah hati dan tidak menimbun. Janganlah terlalu posesif terhadap pose atau gerakan yang menantang, sebaliknya marilah kita melihat ke dalam diri sesuai kemampuan tubuh yang dimiliki.

Niyama adalah prinsip disiplin diri dengan lima unsur di dalamnya yakni Sauca, Santhosa, Tapas, Svadhyaya dan Isvara-pranidhana. Berikut cara menerapkan nilai-nilai tersebut dalam berlatih yoga :

  • Saucha adalah kemurnian dan kebersihan fikiran, tubuh, hati, dan lingkungan. Kebersihan tidak hanya terbatas pada tubuh eksternal yaitu tubuh fisik tetapi juga untuk tubuh internal yaitu pikiran. Hal ini dapat dimulai dengan menjaga kebersihan badan, pakaian dan matras yang digunakan saat berlatih.
  • Santosha adalah hal kepuasan pada batin. Mari puaskan diri sendiri sesuai dengan kemampuan pribadi saat berlatih Ashtanga Yoga. Hal ini dapat membuat pikiran dan tubuh lebih rileks sehingga tubuh mengalami kemudahan dalam melakukan setiap gerakan.
  • Tapas adalah ketekunan dan kerja keras. Dengan terus berlatih secara teratur dan konsisten maka setiap gerakan akan sempurna di saat yang tepat.
  • Svadhyaya artinya belajar mandiri. Luangkan waktu untuk mempelajari konsep-konsep yoga pada tingkat yang lebih dalam dan juga mempraktikkan penyelidikan diri.
  • Isvara-pranidhana adalah penyerahan diri kepada Diri yang lebih tinggi. Penyerahan diri  kepada kehadiran Ilahi dalam semua aspek, dapat diartikan juga menghormati Tuhan dan ajaran agama yang ada.

Dengan berlatih Ashtanga Yoga secara rutin dapat membawa setiap pribadi kepada keharmonisan, baik di dalam diri pribadi (tubuh, pikiran dan jiwa) maupun di luar diri (lingkungan). Semoga etika dan aturan yang telah disusun oleh Patanjali dalam Yoga Sutra ini juga dapat menjadi realitas praktis dan pengalaman di dalam berlatih Ashtanga Yoga dan juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selamat berlatih Ashtanga Yoga.